Apa Itu Hipertensi?
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi meningkatnya tekanan darah pada dinding pembuluh arteri. Arteri merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari jantung. Kondisi ini merupakan suatu kondisi yang kronis, artinya tidak terjadi dalam waktu singkat, tiba-tiba. Kondisi ini merupakan suatu proses yang lama akibat beberapa hal, sehingga timbulah suatu kondisi peningkatan tekanan darah.Peningkatan tekanan darah yang terjadi yaitu melebihi 140/90 mmHg dapat disebut hipertensi. Bila tekanan darah berada di antara 120/80-140/90 mmHg, kondisi tersebut dinamakan pre-hipertensi. Baik yang sudah terjadi hipertensi maupun pre-hipertensi, merupakan kondisi yang harus diperhatikan dan diawasi.
Di zaman sekarang, semakin banyak orang-orang yang mengidap hipertensi. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, sebanyak 25,8% penduduk berusia di atas 18 tahun di Indonesia mengalami hipertensi. Hal tersebut dimungkinkan karena perubahan gaya hidup dan diet makanan.
Faktor Risiko dan Penyebab
Untuk penyebab, bisa terjadi dari macam-macam, Namun, sebagian besar adalah tidak diketahui penyebabnya (idiopatik). Hal tersebut berkaitan dengan faktor gaya hidup dan diet makanan. Sebagian kecilnya adalah karena adanya penyakit pada ginjal.Faktor risiko dari hipertensi sebagai berikut:
- Usia. Risiko terkena hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia, terutama untuk usia di atas 65 tahun untuk wanita, dan pria biasanya di atas 45 tahun.
- Riwayat keluarga. Bila ada anggota keluarga (ayah, ibu, kakek, nenek) yang diketahui mengidap hipertensi, maka risiko untuk terkena hipertensi juga akan semakin besar.
- Kegemukan / Obesitas. Semakin gemuk, maka risiko yang terjadi pun semakin tinggi. Volume darah yang dipompa oleh jantung meningkat pada orang gemuk, sehingga risiko terjadi kerusakan pada dinding pembuluh darah dan mengakibatkan hipertensi pun besar.
- Jarang beraktivitas. Orang yang inaktif, jarang beraktivitas, memiliki detak jantung yang lebih cepat. Semakin cepat detak jantung, semakin berat pula jantung akan bekerja dan tentu akan berpengaruh pada dinding pembuluh darah.
- Merokok. Zat yang terkandung pada rokok dapat merusak dinding pembuluh darah yang akan membuat pembuluh darah semakin menyempit dan semakin tinggi tekanan darahnya.
- Terlalu banyak garam. Garam (sodium) memiliki efek retensi cairan sehingga akan meningkatkan tekanan darah.
- Kurang Kalium. Kalium membantu untuk mengendalikan kadar sodium di sel. Apabila kekurangan kalium, kadar sodium dalam darah akan meningkat dan meningkatkan tekanan darah.
- Alkohol. meminum alkohol 1 gelas dapat langsung meningkatkan tekanan darah terutama pada perempuan. Sedangkan pada laki-laki, adalah 2 gelas.
- Stres. Walaupun sepele, dengan adanya stres ternyata dapat menambah risiko terjadinya hipertensi.
Gejala dan Tanda Hipertensi
Sayangnya gejala pada hipertensi tidak begitu jelas terlihat, maka dari itu penyakit ini sering disebut Silent Killer. Sekalipun tekanan darah setelah diukur sangat tinggi, pada beberapa orang memang tidak merasakan adanya keluhan apapun. Namun ada pula beberapa orang yang memang merasakan keluhan, walaupun tekanan darahnya hanya naik sedikit.- Nyeri kepala dan pusing
- Sesak nafas
- Mimisan
Pada orang dewasa, disarankan melakukan pemeriksaan setidaknya 1x dalam 5 tahun. Namun bagi yang sudah terdiagnosis, maka dilakukan pengukuran setiap tahunnya. Akan lebih baik bila lebih sering dan teratur.
Komplikasi Bila Dibiarkan
Tidak ada penyakit yang baik bila dibiarkan tanpa pengobatan. Sama halnya dengan hipertensi, walaupun tidak dirasakan keluhan, namun bila tekanan darahnya tinggi, maka tetap diwaspadai. Beberapa komplikasi akan mengikuti di kemudian hari bila hipertensi ini tidak dapat dikendalikan dan dikontrol dengan baik.- Serangan Jantung dan Stroke. Hal ini cukup bahaya, pembuluh darah yang tidak sehat, biasanya jantungnya pun tidak sehat. Dinding pembuluh darah yang mengalami kelainan sangat rentan untuk pecah. Apabila pecah di kepala, maka akan timbul gejala stroke.
- Aneurisma. Hipertensi akan membuat dinding pembuluh darah semakin lemah dan dapat menggembung, membentuk aneurisma. Jika aneurisma ini pecah, maka hal tersebut dapat mengancam nyawa.
- Rusaknya Pembuluh Darah di Ginjal. Kelainan di ginjal dapat menyebabkan hipertensi, Begitu pula sebaliknya, hipertensi pun juga akan dapat membuat kerusakan pada ginjal.
- Sindrom Metabolik. Munculnya beberapa kelainan metabolik secara bersamaan, seperti membesarnya lingkar pinggang, tingginya kadar trigliserida, rendahnya High Density Lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik, dan tingginya kadar insulin yang dapat memicu resistensi insulin. Hal ini akan sangat memungkinkan terjadinya diabetes.
Pengobatan Hipertensi
Pengobatan hipertensi bisa dilakukan dengan obat maupun dengan perubahan gaya hidup. Penentuan pengobatan yang tepat tergantung dari tingginya tekanan darah dan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Karena pada kondisi-kondisi tertentu, perubahan gaya hidup saja tidak begitu membantu, sehingga perlu adanya pengobatan dengan obat-obatan.Obat-obatan yang digunakan seperti:
1. Diuretik Tiazid
Diuretik tiazid bekerja di ginjal dengan cara membantu tubuh untuk menghilangkan sodium dan air sehingga dapat mengurangi tekanan darah. Contoh obat ini seperti hydrochlorothiazide (Microzide) chlortalidone, dll.2. Beta Blocker
Obat inimengurangi beban kerja dari jantung sehingga membuatnya berdetak lebih lamban dan dengan kekuatan yang lebih sedikit. Contohnya seperti acebutolol, atenolol, propanolol, dll.3. Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) Inhibitor
Membantu merilekskan pembuluh darah dengan menghambat pembentukan angiotensin, suatu senyawa yang dapat menyempitkan pembuluh darah dan membuat tekanan darah tinggi. Contoh obatnya seperti: Captopril, Benazepril, dll.4. Angiotensin Reseptor Blocker (ARB)
Berbeda dengan ACE Inhibitor, obat ini akan mengambat aksi dari angiotensin sehingga tidak dapat bekerja dengan baik, dengan begitu tekanan darah akan dapat terjaga. Contohnya Losartan, Ibesartan, Candesartan, dll.5. Calcium Channel Blocker
Obat ini membantu membuat rileks otot-otot pembuluh darah sehingga mencegahnya untuk menyempit dan meninggikan tekanan darah. Obatnya seperti Nifedipin, Amlodipin, dll.Perubahan Gaya Hidup
Perubahan gaya sangatlah penting bagi penderita hipertensi. Karena hanya dengan obat-obatan saja tidak akan begitu efektif bila tanpa diserta perubahan gaya hidup.1. Meningkatkan Aktivitas Fisik
Penderita hipertensi disarankan untuk aktif melakukan aktivitas fisik, tidak berdiam diri saja. Dengan beraktivitas fisik, dapat mengontrol tekanan darah, mengontrol stres, dan mengendalikan berat badan yang menjadi faktor risiko hipertensi.Department of Health and Human Services merekomendasikan untuk melakukan aktivitas aerobik sedang setidaknya 150 menit dalam seminggu, atau aktivitas aerobik berat selama 75 menit dalam seminggu.
2. Hindari Alkohol dan Rokok
Alkohol menjadi faktor risiko terjadinya hipertensi, maka dari itu bagi penderita hipertensi mutlak untuk menghindari alkohol untuk mencegah terjadinya perburukan kondisi.Sama halnya alkohol, rokok pun patut dihindari bagi penderita hipertensi. Karena zat dalam rokok dapat merusak pembuluh darah sehingga kondisi akan semakin buruk ditambah dengan berbagai komplikasi.
3. Atur Stres
Stres juga menjadi faktor memperberat terjadinya hipertensi. Terkadang dengan menghilangkan stres saja, seorang sudah dapat terbebas dari hipertensinya. Lakukan aktivitas-aktivitas yang dapat merilekskan tubuh sehingga mengurangi stres. Meditasi juga dapat membantu mengendalikan stres dan emosi sehingga baik untuk kesehatan.4. Mengendalikan Berat Badan
Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa kegemukan dapat menjadi faktor risiko terjadinya hipertensi. Sehingga pentinglah bagi penderita hipertensi yang mengalami kegemukan untuk mengurangi berat badan dan mendapatkan berat badan yang ideal. Beberapa dapat dilakukan seperti dengan melakukan olahraga teratur dan pola makan yang sehat.5. Pola Makan yang Sehat
Pola makan harus sangat diatur bagi penderita hipertensi. Jadi perhatikan betul apa yang dimakan. Garam menjadi salah satu makanan yang harus diperhatikan, karena kelebihan garam saja bisa memicu peningkatan tekanan darah.Jika merasa ragu dengan makanan yang dikonsumsi, dapat mengikuti sebuah pedoman diet khusus bagi penderita hipertensi, yaitu DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension). Pada pedoman ini, disarankan untuk memakan buah dan sayur secara teratur, produk-produk bebas lemak atau rendah lemak, dan membatasi segala hal yang manis-manis. Diharapkan dengan menerapkan DASH selama 2 minggu saja, sudah dapat mengurangi tekanan darah. Untuk lebih jelasnya dapat dibaca di sini.
sumber: Mayo Clinic, Alodokter, Medical News Today